AIRASIA LOW PRICE

Senin, 25 Agustus 2008

WAKTUNYA BERSUARA !

Oleh SARI WAHYUNI(Juga Hanya Untuk Internal BRR)

Menanggapi Tulisan dari Manager Manajemen Beneficiaries tentang Kumunikasi Beneficiaries, Masihkah Penting Bagi BRR?, membuat saya berfikir dan flash back terhadap apa-apa yang telah dijalani, diuntai hingga dirajut menjadi rapat dan terciptalah “Keluarga Besar Direktorat Prakarsa Pembangunan Partisipatif” yang selama ini menjadi jembatan bagi masyarakat ke Instansi BRR NAD – Nias untuk memperoleh bantuan Rehab Rekon Aceh. Jawabannya adalah PENTING ! namun jika BRR menganggap itu tidak penting, yang menjadi pertanyaan “MAUKAH” ATAU kata yang lebih tepat “RELAKAH” kita yang sudah menjadi kubu terdepan di BRR, lebih khususnya di Perumahan menerima begitu saja diperlakukan seperti bola yang sesuka hati bisa di tendang kemana saja, dengan tujuan memasukan bola(Direktorat) kedalam gawang yang berjaring? Lalu diambil lagi dan ditendang, dilambung sejauh mungkin untuk dimasukan kegawang yang berjaring lainnya? (terperinci dalam tulisan Lukman Age). Yang menjadi pertanyaan lagi “HARUSKAH KITA DIAM SAJA?”

Jika teman-teman masih mau mendukung masyarakat melalui Direktorat ini, pikir dan jiwai email yang pernah dikirim oleh Asperkim Banda Aceh yang berjudul :

Baju perang besi-ku
Usang, namun kutempa dengan tanganku
Baju perang besi-ku adalah istri bagiku
Perangku membuat baju perang besi-ku terus mencintaiku
Dialah yang selalu melindungiku
Peluru ……………………
Panah ……………………
Batu ……………………….
Tak masalah bagiku, karena dia adalah teman hidupku

Kumal, Menurutku tak apalah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Karena yang penting dia tegar menjagaku

Kadang darah ku mencucur diantara celah berlubang baju perang besi-ku
Selama panjang perangku, aku akan terus setia mengenakanmu

Takkan kuganti baju perangku, karena kaulah yang membentuk pribadiku
Walau istana yang memaksaku sekalipun










Taukah teman-teman makna dari baju perang tersebut?

1. Baju Perang : Direktorat Prakarsa Pembangunan Partisipatif
2. Peluru, Panah dan Batu : Hujatan, Makian, Teror dari Masyarakat yang merupakan teman yang dihadapi dalam bekerja
3. Kumal : Direktorat yang tak terlalu formalitas tapi tegar menjaga pasukannya
4. Takan kuganti baju perangku : Prakarsa tidak akan tergantikan dgn memindahkan-NYA ke KOMVERTIB
5. Walau istana yang memaksa sekalipun : BRR NAD - Nias



Isi Artikel Manager Koordinasi PEMDA (Risman Rachman)

Dinamika Bawah Tanah
Padahal, semua pada tahu betapa untuk menggarap bencana Aceh bukan hal gampang mesti tidak bisa juga dibilang susah amat. Tidak gampangnya ya karena problem keacehan tidak cuma soal bencana alam gempa dan tsunami saja melainkan bercampur baur dengan bencana politik dan moralitas. Tapi gampangnya, jika strategi mendekat ke rakyat bisa jalan maka semua akan lebih mudah. Tapi, disini lah waktu, dedikasi, uji coba lagi, dilakukan sampai kemudian bisa muncul kalimat KAMI ADA DG RAKYAT SEKARANG. Dan ini lah yang sebenarnya sedang dan sudah dilakukan dan ditemukan oleh Direktorat PPP lewat tim direktorat yang di dukung oleh Tim Asperkim yang berdedikasi. Sayangnya, kala momentum popularitas (kerakyatan) itu sudah ditemukan (salah satunya lewat keberhasilan membentuk KP4D dan Faskim/Fascam, terdengar issu bahwa Direktorat PPP akan dileburkan/dibubarkan dan mungkin esoknya tampil dengan wajah Konvertib. Sebuah wajah dari berbentuk popularitas menjadi wajah sangaritas.

Pertanyaan lagi “AKANKAH KITA GANTI BAJU PERANG YANG SUDAH MEMBENTUK PRIBADI KITA?” (kutipan puisi Asperkim Banda Aceh= Takkan kuganti baju perangku, karena kaulah yang membentuk pribadiku)

Jawaban saya “TIDAK AKAN”

Apakah teman-teman mempunyai pendapat yang sama? (Bisa Iya, Bisa juga Tidak)
TAPI jika teman-teman merasa Baju Perang (Direktorat PPP) itu adalah Atribut Kebanggaan, tentu anda punya jawaban yang tepat. Namun jika anda menganggap Baju Perang itu hanya sebuah atribut perang sederhana maka gunakan sekali lagi pikiran anda secara murni dan jujur.

BENAR, kita tidak perlu menggunakan strategi keras seperti kata pak risman, namun bisa menempuh cara demokrasi untuk memperoleh gagasan brilian, namun apakah benar pandapat ipul bahwa nasi akan menjadi bubur? “BELUM” karena kita baru saja mulai menanak nasi tersebut dan yang sedang terjadi sekarang adalah nyaris matang dan sedang bergelembung mengeluarkan asap panas. Sangat disayangkan asap panas tersebut terlebih dahulu menyembur lukman sebagai manager manajemen beneficiaries, karena posisi bliau berada dekat pada tutup pemasak nasi (RESMILAH, LUKMAN MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI MANAGER MANAJEMEN BENEFICIARIES TANGGAL 7 JANUARI 2008).

Untuk kita yang belum TERPENTAL karena uap asap yang panas tadi, akankah kita menunggu untuk DIPENTALKAN? atau menunggu beberapa menit untuk mengangkat nasi atau malah mau membiarkan nasi tersebut terus masak hingga menjadi bubur seperti kata ipul?hhhhhmmmm…….perlu teman-teman bandingkan enaknya makan nasi dgn sejuta rasa menu bisa dicampurkan, atau hanya memakan bubur lembek yang hanya bisa dicicipi dengan kecap asin/manis plus plus plus??? tentu anda tau makanan pokok orang Indonesiakan? 

Well…keluargaku di Direktorat PPP, jangan kelamaan berfikir sebelum nasi menjadi bubur. Susun strategi “Angkat senjata, gunakan Atribut Kebanggaan mari BERPERANG ! “

seperti puisi yang pernah dikirim Asperkim Banda Aceh ke milis kita :


“PERAWANKU”
“Perawanku”……………. Kupertaruhkan semuanya demi sesuatu yang menurutku lebih dari sekedar milikku pribadi.
Apalah arti “perawanku” jika semua kuberikan bagi anak negri ini yang butuh nikmat akan diriku

Sakitku bukan hanya disekitar “selangkanganku” disaat pengorbanan yang telah kuberikan bagai tak berarti, namun jauh dilubuk hatiku semua terasa sia -sia.

Haruskah aku kembali mengorbankan nyawaku untuk anak negriku????
Kupikir-pikir jika ini terus berlalu tanpa bekas buat mu anak negriku rasanya ingin kutuntut kembali “selaput dara”ku……….

Tapi semua sudah terlanjur tergadai, semoga anak negriku merasakan nikmat selamanya dari pengorbananku
“Perawanku” ……….. semoga kau BERARTI


Jangan katakan kalau teman-teman tidak mengerti arti dari puisi tersebut dalam hal perjuangan Direktorat Prakarsa Pembangunan Partisipatif.

PERJUANGKAN !!! MUNGKIN AKAN TERPIKIR DAN MERASA SIA-SIA, namun Haruskah aku kembali mengorbankan nyawaku untuk anak negriku???? Dalam hal ini, haruskah kita korbankan masyarakat lagi, dengan jenjang waktu yang tak jelas?, kebijakan yang tak jelas serta kedudukan yang tak jelas? KASIHAN MASYARAKATKU!
Jika ini TERLANJUR TERGADAIKAN maka :

1. Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
2. Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
3. Joget & nyanyilah seolah tidak ada yang nonton.
( kutipan )

Semoga masyarakatku merasakan nikmat selamanya dari pengorbanan Direktorat Prakarsa Pembangunan Partisipatif.
Direktoratku, semoga kau menjadi BERARTI.

Pertanyaan mendasar :
1. Akankah kita pertahankan Direktorat PPP di struktur Perumahan dan tetap menjadi jembatan bagi masyarakat untuk bantuan Rehab Rekon? (dengan strategi demokrasi, jujur dan murni)
a. Setuju
b. Tidak Setuju
2. Apa pendapat anda jika kita memang harus bekerja dibawah komvertib?
a. Menjadi Kambing Hitam (by Asperkim Banda Aceh)
b. Menjadi Struktur yang bisa menertibkan direktur-direktur di Perumahan serta pekerjaannya
c. Mempuyai wajah dari berbentuk popularitas menjadi wajah sangaritas (by risman)

d. Menjadi Kambing Congek (sory, it’s a joke)
3. Membiarkan BRR serta sektoral lainnya lenyap didalam segitiga tarikan yang dimaksud risman, dan atau mundur mengikuti lukman bergabung dalam masyarakat serta ikut mencabik-cabik BRR karena Ketamakan oknum-oknum tertentu?
a. Setuju
b. Tidak Setuju

Tidak ada komentar: